Learning from the Roots: A Visit to Koperasi Kerta Semaya Samaniya, Bali

In Bali, the spirit of community and craftsmanship finds a home in Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS), a cooperative known for its remarkable achievements in sustainable cacao farming. KSS is not only the first cacao cooperative in Southeast Asia to receive UTZ and Fairtrade certifications, but also the driving force behind the Protected Geographical Indication (PGI) for “Cacao Bali”, which has gained international recognition for its quality and traceability.

During our visit, the Cacaotale team had the honor of meeting local farmers such as Mr Ketut and Mr Komang, who welcomed us warmly into their fields. With humility and patience, they shared their knowledge—how to tend cacao trees with care, how the soil and climate of Bali nurture distinctive flavors, and how every small act of attention in the field ultimately shapes the beans’ journey toward excellence.

Listening to their stories, we were reminded that cacao is more than just a crop—it is a heritage, a responsibility, and a bridge between generations. The dedication of these farmers reflects not only a mastery of technique but also a deep respect for the land that sustains them.

For Cacaotale, standing alongside farmers like those in KSS is a way of learning from the roots. We believe that by understanding and honoring the hands that nurture cacao, we can carry forward Indonesia’s true flavors with integrity, authenticity, and gratitude.

 

_________________________________________________________________________

Belajar dari Akar: Kunjungan ke Koperasi Kerta Semaya Samaniya, Bali

Di Bali, semangat kebersamaan dan keahlian merawat kakao menemukan rumahnya dalam Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS). Koperasi ini bukan hanya wadah bagi para petani, tetapi juga pelopor yang mengangkat nama kakao Bali ke panggung dunia. KSS menjadi koperasi kakao pertama di Asia Tenggara yang meraih sertifikasi UTZ dan Fairtrade, sekaligus mendorong lahirnya Indikasi Geografis (IG) “Kakao Bali”—pengakuan resmi atas kualitas dan ketelusuran kakao yang berasal dari tanah Pulau Dewata.

Dalam kunjungan kami, tim Cacaotale berkesempatan bertemu dengan para petani, termasuk Pak Ketut dan Pak Komang, yang dengan penuh keramahan membuka ladang mereka. Dari tangan dan cerita mereka, kami belajar: bagaimana merawat pohon kakao dengan sabar, bagaimana tanah dan iklim Bali melahirkan cita rasa khas, dan bagaimana setiap perhatian kecil di kebun pada akhirnya menentukan keindahan rasa di dalam biji.

Kisah mereka mengingatkan kami bahwa kakao bukan sekadar tanaman. Ia adalah warisan, amanah, dan jembatan yang menghubungkan generasi. Dedikasi para petani di KSS menunjukkan bukan hanya keterampilan bercocok tanam, tetapi juga rasa hormat yang mendalam kepada tanah yang memberi kehidupan.

Bagi Cacaotale, berjalan bersama para petani seperti di KSS adalah sebuah perjalanan belajar dari akar. Kami percaya bahwa dengan memahami dan menghormati tangan yang merawat kakao, kita turut menjaga keaslian rasa Indonesia—sebuah rasa yang lahir dari ketulusan, integritas, dan rasa syukur.

Leave a Reply